Kebutuhan Elemen Desain Jalan Yang Inklusif Di Kampung Pelangi Semarang Berdasarkan Aspek Kenyamanan
Abstract
Kampung Wonosari yang sekarang disebut dengan Kampung Pelangi yang merupakan salah satu kampung kota di Kota Semarang menjadi salah satu destinasi wisata baru setelah ditetapkan oleh pemerintah melalui program GERBANG HEBAT pada tahun 2017. Kampung dengan karakteristik lingkungan yang berkontur semakin menegaskan bahwa jalan lingkungan menjadi ruang publik paling vital di Kampung Pelangi yang tentu harus inklusif bagi semua penggunanya. Namun pada pelaksanaan penyediaan jalan yang inklusif sesuai konsep ini di Kampung Pelangi dinilai masih belum memenuhi prinsip-prinsip Street for Life, terutama dari aspek kenyamanan. Hal tersebutlah yang kemudian menjadi dasar penelitian dan menimbulkan pertanyaan penelitian “Apa saja kebutuhan elemen desain dalam penciptaan jalan lingkungan yang inklusif di Kampung Pelangi Semarang dari Aspek Kenyamanan”. Sehingga penelitian ini bertujuan untuk merumuskan kebutuhan elemen desain jalan yang inklusif di Kampung Pelangi Semarang.
Pada prosesnya, mix method yaitu memadukan data kuantitatif dan kualitatif digunakan dalam penelitian ini sehingga memperoleh hasil yang lebih baik dan sesuai. Berdasarkan analisis yang dilakukan, Kebutuhan tersebut meliputi penyediaan jalan yang bersih dan jalan tidak licin ketika dilalui sehingga jalan nyaman untuk dilalui oleh semua pengguna jalan.
Keywords
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
Budiharjo, E. (1992). Sejumlah masalah pemukiman kota. Alumni.
Burton, E., & Mitchell, L. (2006). Inclusive Urban Design street for life.
CABE. (2006). The principles of inclusive design (They include you.).
Carmona, M., de Magalhães, C., & Hammond, L. (2008). Public space: The management dimension. In Public Space: The Management Dimension. https://doi.org/10.4324/9780203927229
Carmona, M., Gabrieli, T., Hickman, R., Laopoulou, T., & Livingstone, N. (2017). Street appeal : The value of street improvements. (March). https://doi.org/10.1016/j.progress.2017.09.001
Carr, S., Stephen, C., Francis, M., Rivlin, L. G., & Stone, A. M. (1992). Public space. Cambridge University Press.
Darmawan, E. (2009). Ruang Publik dalam Arsitektur Kota. Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Garau, P. (2015). Global Public Space Toolkit: From Global Principles to Local Policies and Practice. Retrieved from www.unhabitat.org
Hakim, R. (1987). Unsur perancangan dalam arsitektur lansekap. Bina Aksara.
Heylighen, A., Van der Linden, V., & Van Steenwinkel, I. (2017). Ten questions concerning inclusive design of the built environment. Building and Environment, 114, 507–517. https://doi.org/10.1016/j.buildenv.2016.12.008
Hogan, P. (2004). Good design enables, bad design disables. EIDD Design for All Declaration. Internal draft.
Keates, S. (2005). BS 7000-6: 2005 Design management systems. Managing inclusive design. Guide.
Kohn, M. (2008). Homo spectator: Public space in the age of the spectacle. https://doi.org/10.1177/0191453708089194
Laurie, M. (1990). Pengantar kepada arsitektur pertamanan. Bandung: Intermata.
Lorens, P. (2011). Theming urban spaces in post-socialist cities. 47th ISOCARP Congress 2011.
Martuti, N. K. T. (2019). PREFERENSI MASYARAKAT TERHADAP PROGRAM KAMPUNG TEMATIK DI KOTA SEMARANG. Jurnal Riptek, 11(2), 11–22.
Mertens, D. M. (2010). Transformative mixed methods research. Qualitative Inquiry, 16(6), 469–474.
Pradinie, K., Navastara, A. M., & Martha, K. D. E. (2016). Who’s Own the Public Space?: The Adaptation of Limited Space in Arabic Kampong. Procedia-Social and Behavioral Sciences, 227, 693–698.
Prelovskaya, E., & Levashev, A. (2017). Modern approach of street space design. Transportation Research Procedia, 20, 523–528.
Project for Public Spaces, I. (2018a). GET INTO YOUR COMFORT ZONE: FIVE INDICATORS OF COMFORT IN PUBLIC SPACES. Retrieved from https://www.pps.org/article/get-into- your-comfort-zone
Project for Public Spaces, I. (2018b). WHAT MAKES A SUCCESSFUL PLACE? Retrieved from https://www.pps.org/article/grplacefeat
Pune Municipal Corporation. (2016). Urban Street Design Guidelines PUNE.
Rahmiati, M. (2009). Studi Aspek Kenyamanan Ruang Pedestrian Penggunaannya Pada Kawasan Jalan.
Russell, P., & others. (2000). Community- based tourism. Travel & Tourism Analyst, (5), 89–116.
Setiawan, B. (2010). Kampung Kota dan Kota Kampung: Potret Tujuh Kampung di Kota Jogja. Pusat Studi Lingkungan Hidup Universitas Gadjah Mada.
Taylor, D., Thorne, R., Cameron, A., Armishaw, L., & Yahiadui, T. (1998). Places, Streets and Movement; A companion guide to Design Bulletin 32 - Residential Roads and Footpaths. In Office. https://doi.org/10.1016/S0386-1112(14)60196-5
Tonnelat, S. (2004). The sociology of urban public spaces. Sino French Urban Planning Conference (SFURP), 1–10. UN-Habitat. (2015). Issue Papers and
Policy Units of the Habitat III Conference. Issue Paper on Urban- Rural Linkages, (April).
Waller, S., Bradley, M., Hosking, I., & Clarkson, P. J. (2015). Making the case for inclusive design. Applied Ergonomics, 46, 297–303.
DOI: https://doi.org/10.24167/tesa.v19i1.2449
ISSN 1410-6094 (Print) | ISSN 2460-6367 (Media Online) | View My Stats
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.