Hubungan Religiusitas Dengan Kematangan Emosi Pada Biarawan Kaul Sementara

Silvia Stefanie Chandra, Constantius Kristianto

Abstract


Seorang biarawan memiliki tugas untuk melayani dan membimbing umat baik dalam hal keduniawian maupun kerohanian umat. Oleh karena itu, diperlukan kematangan emosi yang tinggi agar biarawan dapat menjalankan tugasnya dengan baik sesuai kehendak Tuhan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan religiusitas dengan kematangan emosi pada biarawan kaul sementara. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan menyebarkan skala secara online melalui google form kepada 80 biarawan kaul sementara di kongregasi CSsR, SCJ dan MSF yang bertempat di Yogyakarta. Teknik pengumpulan data penelitian menggunakan skala religiusitas dan skala kematangan emosi. Teknik analisa yang digunakan adalah regresi linear sederhana. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang sangat signifikan antara religiusitas dan kematangan emosi pada biarawan kaul sementara (p<0,001). Kontribusi variabel religiusitas terhadap kematangan emosi pada biarawan sebesar 56,4% dan sisanya sebanyak 43,6% disebabkan oleh variabel lain.


Keywords


Religiusitas; Kematangan Emosi; Biarawan Kaul Sementara

References


Abi, D. K. (2017). Kesiapan berkarya bagi frater yunior (Studi fenomenologi pada 8 frater yunior CMM provinsi Indonesia, tahun pelajaran 2015/2016) [Skripsi Universitas Sanata Dharma].

Universitas Sanata Dharma.

Charlys, & Kurniati, N. M. T. (2007). Makna hidup pada biarawan. Jurnal Psikologi, 1(1), 33–39. https://ejournal.gunadarma.ac.id/index.php/psiko/article/view/280/220

Congregatio Sacerdotum a Sacro Corde Iesu. (2014). Ratio formationis generalis. Congregatio Sacerdotum a Sacro Corde Iesu.

Głaz, S. (2021). Psychological analysis of religious experience: The construction of the intensity of religious experience scale (IRES). Journal of Religion and Health, 60(1), 576–595.

https://doi.org/10.1007/s10943-020-01084-7

Guswani, A. M., & Kawuryan, F. (2011). Perilaku agresi pada mahasiswa ditinjau dari kematangan emosi. Jurnal Psikologi Pitutur, 1(2), 86–92.

https://jurnal.umk.ac.id/index.php/PSI/article/view/29/28

Hardjana, A. M. (2005). Religiusitas, agama dan spiritualitas. Kanisius.

Haryati, T. D. (2013). Kematangan emosi, religiusitas dan perilaku prososial perawat di rumah sakit. Persona , Jurnal Psikologi Indonesia, 2(2), 162–172.

Indra, G. H., & Halim, M. S. (2021). Karakteristik kepribadian frater di wilayah keuskupan agung Jakarta : Berdasarkan five-factor model. Jurnal Ilmiah Psikologi MANASA, 10(1), 31–44.

https://www.academia.edu/63050870/Karakteristik_Kepribadian_Frater_di_Wilayah_Keuskupan_Agung_Jakarta_Berdasarkan_Five_Factor_Model?from_sitemaps=true&version=2

Kawuwung, J.G., Hartati, M.E., Kasenda, & Kasenda, R.Y. (2023). Studi tentang dinamika kepribadian teori personologi pada calon Imam Biarawan Katolik dalam menjalani kehidupan

selibat. Jurnal Sains Riset, 13(3), 718-728.

Kim, Y. (2021). The educational ministry of friars in the late medieval europe : Focus on the ministry of the Dominican order. Journal of Christian Education in Korea, 65(3), 189-214.

Lembaga Alkitab Indonesia. (1974). Alkitab terjemahan baru. Jakarta: LAI

Nurlitasari, D., & Rohmatun. (2017). Hubungan antara kematangan emosi dengan rasa empati pada mahasiswi pendaki gunung di Universitas Islam Sultan Agung Semarang. Jurnal

Psikologi Proyeksi, 12(1), 57–66. http://jurnal.unissula.ac.id/index.php/proyeksi/article/view/2849/2072

Paloutzian, R. F. (2017). Invitation to the psychology of religion (3rd ed.). Guilford Press. https://alingavreliuc.files.wordpress.com/2019/10/paloutzian-synthesis-psy-religion-2017.pdf

Paramitasari, R. (2012). Hubungan antara kematangan emosi dengan kecenderungan memaafkan pada remaja akhir [Skripsi Universitas Airlangga] [Universitas Airlangga].

https://repository.unair.ac.id/106416/

Pfitzner, V. C. (2006). Kesatuan dalam kepelbagaian : Ulasan atas 1 korintus. PT BPK Gunung Mulia.

https://www.google.co.id/books/edition/Kesatuan_Dalam_Kepelbagaian/o0xaKe1i80UC?hl=id&gbpv=1&dq=pengertian+hidup+selibat&pg=PA133&printsec=frontcover

R, D.R. & Gundanna, S. (2018). The relationship between religiosity and emotion regulation among Christian High School Student in Bangalore. 12th PARIS International Conference on

Marketing, Education, Humanities, & Social Sciences. https://doi.org/10.17758/EIRAI4.F0918413

Rizqi, M. I. (2011). Pengaruh kematangan emosi terhadap kecenderungan perilaku self injury pada remaja [Skripsi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta] [Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta]. https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/4355/1/M.ILMI RIZQI T-FPS.PDF

Samodra, F.P. (Oktober 2023). Biarawati adalah perempuan yang mendedikasikan diri untuk agama Katolik. Liputan 6.com. diambil dari

https://www.liputan6.com/hot/read/5433731/biarawati-adalah-perempuan-yang-mendedikasikan-diri-untuk-agama-katolik

Shafira, F. (2015). Hubungan antara kematangan emosi dengan penyesuaian diri pada mahasiswa perantau [Skripsi Universitas Muhammadiyah Surakarta] [Universitas Muhammadiyah

Surakarta]. http://eprints.ums.ac.id/37380/

Suparno, P. (2016). Menyikapi rasa marah dengan damai. https://repository.usd.ac.id/8209/1/2917_20161217+rohani+rasa+marah.pdf

Tima, L. L. (2014). Hubungan antara kecerdasan emosional dengan resiliensi pada para suster yunior di kota Yogyakarta. Jurnal Spirits, 5(1).

https://doi.org/https://doi.org/10.30738/spirits.v5i1.1054

Whitaker, D. & Watts, W.A. (1967). Psychological Needs and Noncorfomity. California: Univ. Berkeley.




DOI: https://doi.org/10.24167/psidim.v22i2.5080

Print ISSN : 1411-6073 | online ISSN : 2579-6321 View My Stats

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.