PERUBAHAN ELEMEN ARSITEKTUR TIONGHOA DI KAWASAN PECINAN GLODOK

Suci Lestari, Agus Dharma Tohjiwa

Abstract


Abstract

Chinese ethnic stepped on Batavia in the 14th century which then developed the economy with the Dutch VOC. The massacres in the 16th century, the existence of regulations restricting the movement of ethnic Chinese, until the riots in 1998 in the Glodok Chinatown area made their original territory abandoned by ethnic Chinese who experienced trauma so that there was no effort to preserve Chinese architecture in the area which resulted in its characteristics slowly disappearing. The West Jakarta government is seriouly concern about revitalizing the Glodok Chinatown area, so identification is needed to redefine the building with the image of Chinese architecture that once existed as the identity of the area. This study aims to find architectural elements of past and present buildings that are developing in the Glodok Chinatown area, as well as discovering changes in the shape of architectural elements that occur as a result of various events. This research begins by exploring the theory of Chinese architecture in Southeast Asia which is used as a comparison variable. The research process uses a comparative method, namely comparing elements of Chinese architecture in the past and present. This research produces a description of the changes that have occurred in past and present buildings in the Glodok Chinatown area. The conclusion is that there has been a change in architectural elements of the past and present into geometric shapes that are affected by various events that occurred and modernization in the Glodok Chinatown area.

Keywords: Chinatown, Glodok, Identity


Abstrak

Etnis Tionghoa menginjak Batavia sejak abad 14 yang kemudian mengembangkan perekonomian bersama VOC Belanda. Peristiwa pembantaian pada abad-16, adanya peraturan pembatasan gerak etnis Tionghoa, hingga kerusuhan pada 1998 di kawasan Pecinan Glodok membuat wilayah aslinya ditinggalkan oleh etnis Tionghoa yang mengalami trauma sehingga tidak ada upaya dalam pelestarian arsitektur Tionghoa di kawasan tersebut yang mengakibatkan ciri khasnya perlahan menghilang. Pemerintah Jakarta Barat serius untuk melakukan revitalisasi di kawasan Pecinan Glodok maka diperlukannya identifikasi agar dapat mendefinisikan kembali bangunan dengan citra arsitektur Tionghoa yang pernah ada sebagai identitas kawasan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan elemen arsitektur bangunan masa lampau dan bangunan masa kini yang berkembang di kawasan Pecinan Glodok, serta menemukan perubahan bentuk elemen arsitektur yang terjadi akibat berbagai peristiwa. Penelitian ini diawali dengan menelusuri teori mengenai arsitektur Tionghoa di Asia Tenggara yang digunakan sebagai variabel pembanding. Proses penelitian menggunakan metode komparasi yakni membandingkan elemen arsitektur Tionghoa masa lampau dan masa kini. Penelitian ini menghasilkan deskripsi mengenai perubahan yang terjadi pada bangunan masa lampau dan masa kini di kawasan Pecinan Glodok. Simpulannya adalah terjadi perubahan elemen arsitektur masa lampau dan masa kini ke dalam bentuk geometris yang terdampak akibat berbagai peristiwa yang terjadi serta modernisasi dikawasan Pecinan Glodok.

Kata kunci: Pecinan, Glodok, Identitas


Keywords


Chinatown, Glodok, Identity

References


Adhiwignyo, P.K.D., & Handoko, B. (2015). Kajian Arsitektural dan Filosofis Budaya Tionghoa pada Kelenteng Jin De Yuan, Jakarta. Interior Design, 4(1).

Basri, D. M. E., Masieh, A. N., Shafira, F. B., & Sandora, P. A. (2020). Kajian Elemen Arsitektur Cina, Studi Kasus: Bangunan Kelenteng di Kawasan Pecinan Glodok. Arsitekta: Jurnal Arsitektur Kota dan Berkelanjutan, 2(2),1-9. https://doi.org/10.47970/arsitekta.v2i02.197.

Fatimah, T. (2014). Sejarah Kawasan Pecinan Pancoran Glodok dalam Konteks Lokalitas Kampung Kota Jakarta. Prosiding Membangun Karakter Kota Berbasis Lokalitas. Program Studi Arsitektur, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Fuad, F. (2013). Peristiwa Chinesetroubelen di Batavia: Sebuah Tinjauan Sejarah Hukum. Jurnal Ilmiah Mimbar Demokrasi, 12(2), 29-37. https://doi.org/10.21009/jimd.v12i2.6283.

Handinoto. (2008). Perkembangan Bangunan Etnis Tionghoa di Indonesia. Prosiding Simposium Nasional Arsitektur Vernakular 2, 1-17.

Heuken, A. (1997). Tempat Bersejarah di Jakarta. Jakarta: Yayasan Cipta Loka Caraka.

Hidayatun, M. I. (2018). Jati Diri Arsitektur Indonesia. Yogyakarta: K-Media.

Instruksi Presiden Nomor 14 Tahun 1967. https://peraturanpedia.id/instruksi-presiden-nomor-14-tahun-1967/.

Jenny, & Rianto. (2021). Potensi Pengembangan Kawasan Pecinan Glodok Petak Sembilan sebagai Pariwisata Budaya Tionghoa Di Jakarta. Jurnal Hospitality dan Pariwisata, 7(5), 47-60. https://repository.stptrisakti.ac.id/992/.

Kohl, D. G. (1984). Chinese

Architecture in the Straits Settlements and Western Malaya: Temples, Kongsis and Houses (Asian studies series) [Arsitektur Cina di Permukiman Selat dan Malaya Barat: Kelenteng, Kongsi dan Rumah (Seri Kajian Asia)]. Heinemann Asia.

Lianto, F. (2017). Building Structure System of Chinese Architecture, Past and Present. Civil Engineering Journal, 4(1), 63-80.

Lohanda, M. (2007). Sejarah Pembesar Mengatur Batavia. Jakarta: Masup.

Moedjiono, M. (2012). Ragam Hias dan Warna sebagai Simbol dalam Arsitektur Cina. MODUL, 11(1). https://doi.org/10.14710/mdl.11.1.2011.%p.

Oktarina, F., & Kurniawan, K. R. (2021). The History of Jakarta’s Chinatown: The Role of the City Gate as a Transition Area and a Starting Point in the Spatial Transformation from the First Chinatown to the Renewal Phase | Sejarah Pecinan Jakarta: Peran Pintu Gerbang Kota Sebagai Area Transisi dan Titik Awal dalam Transformasi Spasial Pecinan Pertama ke Fase Pembaharuan. SPAFA Journal, 5. https://doi.org/10.26721/spafajournal.2021.v5.650.

Prasetyo, Y. (2010). Sejarah Komunitas Tionghoa Batavia 1900-1942. http://lppm.stkippgri-sidoarjo.ac.id/files/SEJARAH-KOMUNITAS-TIONGHOA-BATAVIA.pdf

Pratiwo. (2010). Arsitektur Tradisional Tionghoa dan Perkembangan Kota. Yogyakarta: Penerbit Ombak.

Rjksmuseum. (2000). Bangunan Cagar Budaya Berlanggam Cina di Jakarta. Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman: Jakarta. https://repositori.kemdikbud.go.id/9710/1/Bangunan%20Cagar%20Budaya%20Berlanggam%20Cina%20di%20Jakarta.pdf.

Setiawati, E., & Murwadi, H. (2019). Studi Komparatif Ornamen Rumah Adat Lampung Studi Kasus: Rumah Adat Lampung Saibatin Lampung Barat. Jurnal Arsitektur, 9(1), 33-44. http://dx.doi.org/10.36448/ja.v9i1.1531

Sulandjari. (2017). Komunitas Tionghoa: Profil dan Jenisnya dalam Sejarah. Prodi Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Udayana. http://erepo.unud.ac.id/id/eprint/12557/1/9ab2a3d177910d6fa386d256f2832c3c.pdf

Sudarwani, M. M. (2012). Simbolisasi Rumah Tinggal Etnis Cina Studi Kasus Kawasan Pecinan Semarang. Momentum, 8(2), 19-27. http://dx.doi.org/10.36499/jim.v8i2.429

Thamrin, D., & Arifianto, F. (2011). Keragaman Budaya Tionghoa Pada Gereja Katolik (Studi Kasus: Gereja Santa Maria de Fatima di Jakarta Barat). Dimensi Interior, 9(1), 1-12. http://dewey.petra.ac.id/catalog/ft_detail.php?knokat=23862

Titulanita, F., Sumardiati, S., & Endang W., M. (2015). Kerusuhan Pasar Glodok: Studi Kasus Etnis Tionghoa di Kelurahan Glodok Kecamatan Taman Sari Jakarta Barat) 1998-2000. Publika Budaya, 3(1), 10-19. https://jurnal.unej.ac.id/index.php/PB/article/view/1533

Widayati, N. (2004). Telaah Arsitektur Berlanggam China di Jalan Pejagalan Raya Nomor 62 Jakarta Barat. Dimensi Teknik Arsitektur, 32(1), 42-56. http://repository.untar.ac.id/1742/1/DIMENSI%20VOL.%2032%20NO.%201%20-%202004.pdf

Wijayakusuma, H. (2005). Pembantaian Massal 1740: Tragedi Berdarah Angke. Jakarta: Pustaka Populer Obor.

Yudita, R. (2013). Penerapan Simbol dan Ornamen Konstruksi Tou Kung pada Rumah Tingal Tradisonal Cina. Serat Rupa, 1(1), 1-18.

Yulianingsih, A. (2015). Diskriminasi terhadap Masyarakat Etnis Tionghoa dalam Novel Miss Lu Karya Naning Pranoto (Tinjauan Sosiologi Sastra). Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, 3(2), 168-183. https://doi.org/10.19105/ghancaran.v3i2




DOI: https://doi.org/10.24167/tesa.v20i2.5050

ISSN 1410-6094 (Print) | ISSN 2460-6367 (Media Online) | View My Stats

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.