KONSEP PENGEMBANGAN KAWASAN PASAR 16 ILIR SEBAGAI DESTINASI WISATA KOTA DI TEPI SUNGAI MUSI PALEMBANG (The Development Concept of the Pasar 16 Ilir Area as an Urban Tourism Destination at the Musi Riverside Palembang)
Abstract
Kawasan Pasar 16 Ilir merupakan pusat perdagangan tertua di tepi Sungai Musi. Seiring perkembangan zaman, pembangunan infrastruktur yang masif menyebabkan citra kawasan yang dahulu aktivitasnya berbasis air perlahan bergeser ke darat. Aktivitas yang terpusat pada area tertentu, serta kurang aktifnya jalur perdagangan sungai saat ini, menimbulkan penurunan fungsi serta lemahnya citra sebagai kawasan berorientasi sungai dengan budaya ripariannya. Studi ini bertujuan untuk merumuskan konsep pengembangan kawasan Pasar 16 Ilir sebagai destinasi wisata kota. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teori elemen pembentuk citra kota oleh Kevin Lynch. Hasil menunjukkan bahwa konektivitas elemen jalur (path) pada kawasan belum mengarahkan manusia untuk dapat berinteraksi dengan sungai, sehingga diusulkan konsep pengembangan jalur terkoneksi ke tepian sungai. Tepi (edge) kawasan belum secara keseluruhan dapat terakses yang mengakibatkan batas ini terabaikan, dengan demikan konsep harus dapat mempertegas karakter elemen alam dan buatan manusia untuk dapat merespons karakter riparian. Konsep Distrik (district) yang merespons persoalan karakter kawasan yang belum kuat, yakni dengan mendialogkan fungsi masa lampau dengan masa kini. Simpul (node) pada kawasan berusaha menjawab persoalan kurangnya ruang berkumpul, yakni lewat penciptaan ruang aktivitas publik di sepanjang tepian sungai. Tengaran (landmark) belum terepresentasi dengan baik pada kawasan, sehingga dibutuhkan titik orientasi visual pada setiap zona. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan untuk model pengembangan kawasan perdagangan tepi sungai guna memperkuat karakter dan menceritakan kembali keunikan kawasan.
Keywords
Full Text:
PDF (Bahasa Indonesia)References
Agumsari, D., Ekomadyo, A., Bintana, M., & Susanto, V. (2020). Capturing Genius Loci of Riparian Culture: The Case of Musi River Palembang. Proceedings of the 3rd International
Conference on Dwelling From (IDWELL 2020). DOI: https://doi.org/10.2991/assehr.k.201009.011
Breen, A., & Rigby, D. (1996). The new waterfront: a worldwide urban success story. New York: McGraw Hill.
Bromley, R.D., & Thomas, C. (1993). Retail Change: Contemporary Issues. Routledge
Chen, M. S., Ko, Y. T., & Lee, L. H. (2018). The relation between urban riverbank reconstruction and tourism attractiveness shaping-a case study of love river in Kaohsiung, Taiwan.
Journal of Asian Architecture and Building Engineering, 17(2), 353–360. DOI: http://dx.doi.org/10.3130/jaabe.17.353
Craig-Smith, S. (1995). The importance and problems of city waterside regions. In S. J. C. Smith & M. Fagence (Eds.), Recreation and tourism as a catalyst for urban waterfront
redevelopment: An international survey (pp. 1-12). Westport, Conneticut: Praeger.
Duerk, D. (2003). Architectural Programming. New York: Van Nostrand Reinhold.
Edar, A., Wahyuni, A., & Musda, G. (2023). Analisis Konsep Green Corridor Walkability Jalur Pejalan Kaki terhadap Kenyamanan Pengguna (Studi Kasus: Kawasan Pantai Losari
Makassar). Tesa Arsitektur, 21(2), 109-118. DOI: https://doi.org/10.24167/tesa.v21i2.11132
Ekomadyo, A., & Hidayatsyah, S. (2012). Isu, Tujuan, dan Kriteria Perancangan Pasar Tradisional. Prosiding Temu Ilmiah IPLBI 2012, 1. ISBN 978-602-17090-0-9.
English Partnerships, & Housing Corporation. (2007). Delivering quality places: Urban design compendium 2. London: Roger Evans Associates.
Filomena, G., Verstegen, J.A. & Manley, E. (2019). A computational approach to 'The Image of the City'. Cities. 89, 14-25. DOI: 10.1016/j.cities.2019.01.006.
Fitri, M. (2019). THE SETTLEMENT MORPHOLOGY ALONG MUSI RIVER: THE INFLUENCE OF RIVER CHARACTERISTICS. DIMENSI (Journal of Architecture and Built Environment),
(2), 133-140. https://doi.org/10.9744/dimensi.45.2.133-140
Hanafiah, D. (1989). Palembang zaman bari: citra Palembang tempo doeloe. Palembang: Humas Pemerintah Kotamadaya Daerah Tingkat II.
Heldayani, E., Idris, M., & Sukardi. (2017). Proses terbentuknya permukiman multi etnis di Palembang. Jurnal Pendidikan Geogarfi. DOI: http://dx.doi.org/10.20527/jpg.v4i6.4713
Inskeep, E. (1991). Tourism Planning: an integrated and sustainable development approach. New York: Wiley.
Lynch, K. (1960). The image of the city. Cambridge, Mass: MIT Press.
Mele, C., Ng, M., & Chim, M. B. (2015). Urban markets as a ‘corrective’ to advanced urbanism: The social space of wet markets in contemporary Singapore. Journal of Urban Studies,
(1), 103–120. DOI: https://doi.org/10.1177/0042098014524613
Melisa, M. (2017). Ampera dan Perubahan Orientasi Ruang Perdagangan Kota Palembang 1920an-1970an. Lembaran Sejarah, 9(1), 51-68. doi: https://doi.org/10.22146/lembaran-
sejarah.23768
Mustika, S., Suhandi, M., & Fandji, R. (2023). Ruang Terbuka Kampung Kapitan sebagai Lingkungan Cagar Budaya dengan Pendekatan Placemaking. Tesa Arsitektur, 21(1). 52-59. DOI:
https://doi.org/10.24167/tesa.v21i1.10199
Oktarini, M., & Triyadi, S. (2014). Kriteria Pengembangan Pembangunan di Lahan Basah Riparian dengan Pendekatan Ekosistem. Prosiding Temu Ilmiah IPLBI, 47–52.
Perwakot Palembang Nomor 48 Tahun 2015 tentang Rencana Penataan Kawasan Pusaka di tepian Sungai Musi, Palembang.
Prabowo B., Harani A., Riskiyanto R., & Ramahandika M. (2015). Revitalizing Old City Heritage Area: Mental-Mapping Urban Image of Semarang Old City. Proceedigs of IDWELL
International Conference of Dwelling Form. 146-156.
Primadella & Ikaputra. (2019). Waterfront culture sebagai atraksi wisata tepian air. Jurnal Arsitektur Zonasi, 2(2), 88–97.
URL:https://ejournal.upi.edu/index.php/jaz/article/view/14168
Rachmad, Y. (2019). Budaya Bahari Masyarakat Sriwijaya pada Masa Pra-Modern. Jasmerah: Journal of Education and Historical Studies, 1(2), 23-30. DOI:
https://doi.org/10.24114/jasmerah.v1i2.13075
Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi Sumatera Selatan (RIPPARPROV) 2015-2025. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Provinsi Sumatera Selatan.
Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) Kota Palembang 2012-2032. BAPPEDA Kota Palembang.
Santun, D. (2010). Venesia dari Timur: memaknai produksi dan reproduksi simbolik kota Palembang dari kolonial sampai pascakolonial. Yogyakarta: Penerbit Ombak.
Sayoko, J., & Wikantiyoso, R. (2019). Kajian Citra Kota Dalam Branding City Beautiful Malang. Mintakat: Jurnal Arsitektur. DOI: https://doi.org/10.26905/mj.v20i1.3796
Shirvani, H. (1985). The urban design process. New York: Van Nostrand Reinhold.
Tiesdell, S., Oc, T. and Heath, T. (1996) Revitalizing Historic Urban Quarters. Butterworth-Architecture, London.
Timothy, D. (2005). Shopping Tourism, Retailing and Leisure. Bristol, Blue Ridge Summit: Channel View Publications. https://doi.org/10.21832/9781873150610
Zaimes, G., Gounaridis, D., Iakovoglou, V., & Emmanouloudis, D. (2011). Riparian area studies in greece: A literature review. Fresenius Environmental Bulletin, 20(6a), 1470–1477.
Zain, Z., & Putro, J. (2021). Spatial Use Pattern of Lanting House at Kapuas Riverside in the District of Sintang, West Kalimantan. Tesa Arsitektur, 17(1), 22-32. DOI:
https://doi.org/10.24167/tesa.v17i1.1923
Zakariya, K., Kamarudin, Z., & Harun, N. Z. (2016). Sustaining the cultural vitality of urban public markets: a case study of Pasar Payang, Malaysia. Archnet-IJAR, 10(1), 228–239. DOI:
http://dx.doi.org/10.26687/archnet-ijar.v10i1.914
DOI: https://doi.org/10.24167/tesa.v22i1.11994
ISSN 1410-6094 (Print) | ISSN 2460-6367 (Media Online) | View My Stats
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.