Perlawanan Peran Kultural Perempuan dalam film Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak
Abstract
Abstrak
Kuatnya sistem patriarki membuat perempuan tidak bisa keluar dari wilayah domestik. Namun, bukan berarti perempuan tidak bisa melawan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat wacana perlawanan yang ditawarkan oleh film Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif dengan pendekatan analisis wacana. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan dua peran kultural yang dilakukan oleh perempuan, yaitu aktivitas di atas kasur dan aktivitas di dalam dapur. Melalui analisis wacana yang melihat makna melalui teks dan gambar berdasarkan tema yang ditawarkan film maka memiliki beberapa kesimpulan. Peran kultural yang dimiliki perempuan dapat digunakan sebagai kekuatan untuk melawan dominasi laki-laki. Selanjutnya, perempuan menggunakan cara yang dilakukan laki-laki untuk melakukan perlawanan, yaitu menjadi maskulin.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Adeney, B. T. (2004). Etika Sosial Lintas Budaya. Yogyakarta: Kanisius.
Griffin, E. M. (2012). A First Look at Communication Theory, Eighth Ed. Boston: McGraw- Hill.
Hubeis, A. V. S. (2010). Perberdayaan Perempuan dari Masa ke Masa. Bogor: IPB Press.
Maryanti, S. (2016). Perlawanan Perempuan dalam Novel Sunda Sandekala. Prosiding Konferensi Internasional Feminisme: Persilangan Identitas, Agensi dan Politik (20 tahun Jurnal Perempuan): 2348-2374. Jakarta, 23-24 September 2016: Yayasan Jurnal Perempuan.
Permatasari, D. B. A (2017). Resistensi Tokoh-Tokoh Perempuan terhadap Patriarki dalam Novel Garis Perempuan Karya Sanie B. Kuncoro. Jentera: Jurnal Kajian Sastra, 6(2), 94-109.
Prabasmoro, A. P. (2007). Kajian Budaya Feminis: Tubuh, Sastra, dan Budaya Pop. Yogyakarta: Jalasutra.
Rajab, B. (2009). Perempuan dalam Modernisme dan Postmodernisme. Jurnal Sosiohumaniora, 11(03), 1-12.
Sobur, A. (2009) Analisis Teks Media. Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Suseno (2010). Transformasi Politis Filmisasi Sastra Indonesia; Kajian Ekranasi Cerpen Lintah dan Melukis Jendela ke Dalam Film Mereka Bilang, Saya Monyet karya Djenar Maesa Ayu dalam Perspektif Posmodernisme Hutcheon. Thesis yang tidak dipublikasikan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Yoon, P. J. (2009). Asia Masculinities and Parodic Possibility in Odaiko Solos and Filmic Representations. Asian Music, 40(1), 100-130.
DOI: https://doi.org/10.24167/praxis.v2i2.2494
View My Stats | ISSN 2622-9137 (media online)