Kiasan Citra Binatang Dalam Bahasa Ritual Orang Sumba

Retang Wohangara

Abstract


Abstract: The use of figurative speech is pervasive in many cultures both in work of literature and day-to-day communication. This specific use of language is one of the many strategies of communication which is imaginative and indirect in nature. Since its meaning is culturally-bounded, then the maning of a particular figurative speech varies from one culture to another. The goals of this paper are a) presenting figurative speeches of animal used in ritual communication, delivered in the local languge, Kambera and then translated into Indonesian; b) explaining the meaning of the figurative speeches in the contexts of Sumbanese culture; c) categorizing the animal metaphors or similes in terms of its positive or negative meanings. Data of ritual couplets are obtained from a library study and interviews with some informatns from eastern Sumba. To understand the meanings of the couplets, the writer conducted interviews and discussion with the informants. The research shows that there are 26 kinds of animal involved in 64 collected couplets. Figurarive speeches using animals generally portray the undesirable traits working against the living norms in the Sumbanese society. They function as a social control over people’s behaviors.
Keywords: figurative speech, ritual language, Eastern Sumba

Abstrak: Penggunaan bahasa kiasan (atau majas) sangat umum dalam banyak kebudayaan, baik dalam dunia kesustraan sastra maupun komunikasi sehari-hari. Bahasa kiasan adalah salah satu strategi komunikasi yang bersifat imaginatif dan tidak langsung yang menggambarkan bagaimana pengguna memahami dunianya. Karena pemaknaannya berkaitan erat dengan konteks budaya orang yang menggunakannya, maka arti bahasa ini bervariasi dari satu budaya ke budaya yang lain. Tujuan tulisan ini adalah a) menghadirkan majas binatang dalam bahasa ritual yang terucap dalam bahasa lisan lokal, Kambera. Bahasa ritual Kambera juga diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia; b) menguraikan makna bahasa ritual tersebut dalam kaitannya dengan pengambaran realitas kehidupan, dan c), yang berkaitan dengan tujuan kedua, menjelaskan apakah potret manusia melalui majas tersebut berkonotasi positif atau negatif. Data diperoleh melalui convenience sampling dari studi pustaka dan wawancara dengan nara sumber dari Sumba Timur. Pemaknaan majas juga dilakukan melalui wawancara dan diskusi dengan beberapa nara sumber. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 26 jenis binatang dalam 64 bait ritual yang dikumpulkan. Citra binatang pada umumnya mengambarkan perilaku yang bertentangan dengan tatanan norma atau kepatutan dalam kehidupan bermasyarakat. Majas binatang dalam bahasa ritual orang Sumba menjadi semacam kontrol sosial terhadap perilaku anggota masyarakatnya.
Kata kunci: majas, bahasa ritual, Sumba Timur

Keywords


figurative speech, ritual language, Eastern Sumba

Full Text:

PDF

References


Forth, G. L. (1981). An Ethnographic Study of a Traditional Domain in Eastern Indonesia. The Hague: Martinus Nijhoff.

Haslam, N., Loughnan, S., & Sun, P. (2011). Beastly : What Makes Animal Metaphors Offensive ? Journal of Language and Social Psychology, 30(3), 311–325. https://doi.org/10.1177/0261927X11407168

Kapita, O. H. (1987). Lawiti Luluku: Pola Peribahasa Sumba. Waingapu: Lembaga Penyelidikan Kebudayaan Selatan Tenri.

Kilyeni, A. (2015). Beauty and the Beast from a Cognitive Linguistic Perspective: Animal Metaphors for Women In Serbian and Romanian. De Gruyter Open, 163–178. https://doi.org/10.1515/genst

Levi-strauss, C. (1962). Totemism. London: Merlin Press.

Opande, M. N. B. and I. N. (2017). The Use of Animal Metaphors in the Representation of Women in Bukusu and Gusii Proverbs in Kenya by. Africology: The Journal of Pan African Studies, 10(2), 82–109.

Sabariah MD Rashid; Pabiyah Hajimaning Nurul Nadia; Muhammad. (2012). “ Farm ” Animal Metaphors in Malay and Arabic Figurative Expressions : Implications for Language Learning. Internationational Journal of Applied Lingusitcs and English Literature, 1(7), 33–39. https://doi.org/10.7575/ijalel.v.1n.7p.33

Stanley Brandes. (1984). Animal metaphors and social control.pdf. Ethnology, 207–215.

Wohangara, B. R. (2012). Ceritera Rakyat-Lii Pangiarang-The Folktales of Sumba. Semarang: Penerbit UNIKA Soegijapranata




DOI: https://doi.org/10.24167/praxis.v1i2.1886

View My Stats | ISSN 2622-9137 (media online)