Pengaruh Kegiatan Produksi Terhadap Pola Tata Ruang Rumah Tinggal Dan Lingkungan Di Kawasan Industri

Wawan Destiawan

Abstract


Kawasan industri tepung tapioka sebagai kawasan perdagangan daerah Pati, merupakan pusat perkembangan karena daerah tersebut merupakan daerah perdagangan yang ramai. Bangunannya menjadi ciri khas di industri tepung tapioka merupakan gabungan bangunan dengan fungsi hunian dan industri , kemudian dikenal dengan sebutan rumah-industri. Penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh perubahan pola tata ruang pada lingkungan yang terjadi di kawasan industri tepung tapioka desa Ngemplak kidul, dilatar belakangi akibat dampak kegiatan industri tepung tapioka. Pada awalnya, fungsi rumah-industri masih seimbang antara fungsi hunian dan indsutri, namun perkembangan zaman serta meningkatnya aktivitas kegiatan produksi, menyebabkan terjadinya perubahan pola tata ruang pada lingkungan. Menggunakan teori arsitektur tata ruang, hubungan ruang untuk mengetahui perubahan tersebut, maka dilakukan penelitian pada bangunan dan lingkungan rumah-industri di kawasan kampung industri tapioka di Pati yang merupakan daerah sentra industri. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui: 1) pola tata ruang pada lingkungan yang berubah 2) Mencari faktor-faktor kegiatan industri yang diduga menjadi penyebab terjadinya perubahan pola tata ruang pada lingkungan. Hasil dari dua hal tersebut akan dirumuskan suatu tipe atau karakteristik perubahan yang terjadi pada lingkungan indsutri di kawasan industri tapioka
Metode yang digunakan adalah metode analisis kualititatif. Dari keseluruhan proses penelitian diperolah hasil bahwa, karakteristik dari Pengaruh Kegiatan Produksi Terhadap Pola Tata Ruang Pada Lingkungan Desa Industri Tepung Tapioka Di Pati Perubahan ini banyak terjadi pada lingkungan industri.

Keywords


perubahan, rumah-industri, pola tata ruang

Full Text:

PDF

References


Adimihardja, Kusnaka. 1995. ”Sejarah Perkembangan Masyarakat di sekitar Gunung Salak, Gunung Gede Pangrango dan Gunung Halimun” Bandung: Tarsito.

Adimihardja, Kusnaka dan Purnama Salura. 2004. ”Arsitektur dalam Bingkai Kebudayaan” (Cetakan Pertama) , Bandung:Architecture&Communication, ForishPublishing.

Cowan, Henry J&Wilson, Forrest. 1981. “Structure System”. New York:

Van Nostrand Reinhold Comp.,

Frick, Heinz, 2002. “Sistem Struktur dan Utilitas Bangunan”. Yogyakarta:

Kanisius.

Fajria Rif’ati, Heni. 2002. ”Kampung Adat dan Rumah Adat di Jawa Barat”. Bandung: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata-Jawa Barat.

Garna, Yudistira.1984. ”Pola Kampung dan Desa, Bentuk serta Organisasi Rumah Masyarakat Sunda”. Bandung: Pusat Ilmiah dan Pengembangan Regional (PIPR) Jawa Barat.

Levy, Mathys & Salvadori, Mario. 1992 . “Why Buildings Fall Down”. New York:W.w. Norton & Comp.

Nuryanto (2012): ”Model Desain Pengembangan Potensi Desa Wisata di Kab. Bandung-Jawa Barat Berbasiskan Arsitektur Tradisional Sunda”. Laporan Penelitian Pembinaan Dosen Muda, Jurusan Pendidikan Teknik Arsitektur FPTK Universitas Pendidikan Indonesia, LPPM-UPI;

Nuryanto (2013): ”Model Desain Rumah Ramah Gempa di Desa Jayapura Kab. Tasikmalaya Berbasiskan Arsitektur Tradisional Sunda”. Laporan Penelitian Pembinaan Dosen Muda, Jurusan Pendidikan Teknik Arsitektur FPTK Universitas Pendidikan Indonesia, LPPM-UPI;

Nurjaman (2008): ”Sistem Bangunan Gempa Bumi”, Djambatan, Jakarta;

Papanek, Victor (1995) “The Lesson of Vernacular Architecture, in Green Imperative”, Thames in Hudson, New York;

Suryamanto, W. 2002 ”Struktur dan Konstruksi Bangunan Bertingkat Rendah”. ITB, Bandung.




DOI: https://doi.org/10.24167/tesa.v18i1.2619

ISSN 1410-6094 (Print) | ISSN 2460-6367 (Media Online) | View My Stats

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.