Perlawanan Peran Kultural Perempuan dalam film Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak

Vincentia Ananda Arum Permatasari

Abstract


The system of patriarchal prevents women from leaving the domestic sphere. However, that does not mean women cannot fight. This study aims to find the discourse of resistance offered by the film Marlina The Murderer in Four Acts. This research uses descriptive qualitative research methods with the discourse analysis approach. Based on the results of the study found that two cultural roles performed by women, namely activities on the bed and activities in the kitchen. Through discourse analysis that sees meaning through text and images based on the themes of the film, it has several conclusions. The cultural role that women have can be used as a force against male domination. Furthermore, women use the way men do to against, which is to be masculine.

Abstrak
Kuatnya sistem patriarki membuat perempuan tidak bisa keluar dari wilayah domestik. Namun, bukan berarti perempuan tidak bisa melawan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat wacana perlawanan yang ditawarkan oleh film Marlina Si Pembunuh dalam Empat Babak. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif dengan pendekatan analisis wacana. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan dua peran kultural yang dilakukan oleh perempuan, yaitu aktivitas di atas kasur dan aktivitas di dalam dapur. Melalui analisis wacana yang melihat makna melalui teks dan gambar berdasarkan tema yang ditawarkan film maka memiliki beberapa kesimpulan. Peran kultural yang dimiliki perempuan dapat digunakan sebagai kekuatan untuk melawan dominasi laki-laki. Selanjutnya, perempuan menggunakan cara yang dilakukan laki-laki untuk melakukan perlawanan, yaitu menjadi maskulin.

Keywords


Resistance, Woman, Marlina

Full Text:

PDF

References


Adeney, B. T. (2004). Etika Sosial Lintas Budaya. Yogyakarta: Kanisius.

Griffin, E. M. (2012). A First Look at Communication Theory, Eighth Ed. Boston: McGraw- Hill.

Hubeis, A. V. S. (2010). Perberdayaan Perempuan dari Masa ke Masa. Bogor: IPB Press.

Maryanti, S. (2016). Perlawanan Perempuan dalam Novel Sunda Sandekala. Prosiding Konferensi Internasional Feminisme: Persilangan Identitas, Agensi dan Politik (20 tahun Jurnal Perempuan): 2348-2374. Jakarta, 23-24 September 2016: Yayasan Jurnal Perempuan.

Permatasari, D. B. A (2017). Resistensi Tokoh-Tokoh Perempuan terhadap Patriarki dalam Novel Garis Perempuan Karya Sanie B. Kuncoro. Jentera: Jurnal Kajian Sastra, 6(2), 94-109.

Prabasmoro, A. P. (2007). Kajian Budaya Feminis: Tubuh, Sastra, dan Budaya Pop. Yogyakarta: Jalasutra.

Rajab, B. (2009). Perempuan dalam Modernisme dan Postmodernisme. Jurnal Sosiohumaniora, 11(03), 1-12.

Sobur, A. (2009) Analisis Teks Media. Suatu Pengantar untuk Analisis Wacana, Analisis Semiotik, dan Analisis Framing. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Suseno (2010). Transformasi Politis Filmisasi Sastra Indonesia; Kajian Ekranasi Cerpen Lintah dan Melukis Jendela ke Dalam Film Mereka Bilang, Saya Monyet karya Djenar Maesa Ayu dalam Perspektif Posmodernisme Hutcheon. Thesis yang tidak dipublikasikan, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Yoon, P. J. (2009). Asia Masculinities and Parodic Possibility in Odaiko Solos and Filmic Representations. Asian Music, 40(1), 100-130.




DOI: https://doi.org/10.24167/praxis.v2i2.2494

View My Stats | ISSN 2622-9137 (media online)